Minggu, 13 November 2011

you are the boy that I met 12 years ago... (Cerpen)

Hai :] ini cerpen pertama gua.
so... hope you like it.

Sambil baca, sambil denger lagu dibawah ini :] enak serius lagunya.

You are the boy that I met 12 years ago.

   16 tahun, Ciara sudah harus menerima nasibnya sebagai pengidap kanker usus stadium 2. tidak, dia tidak sedih ataupun kecewa. bagaimanapun Tuhan nggak akan memberikan cobaan diluar kebatasan Ciara. walaupun dia harus menerima konsekuensi yang cukup berat buat perempuan 16 tahun ini. Ciara udah nggak bisa nikmatin masa masanya sebagai ABG disekolahan,makan pun harus diatur atur oleh orangtuanya, dan lebih parah lagi, dia nggak bisa nikmatin tinggal dirumahnya sendiri, karena Dr.Jessica (dokter terpercaya keluarga Ciara) menyarankan Ciara supaya tinggal di Rumah Sakit. ya, sebenernya Ciara juga nggak mau, tapi bagaimanapun Ciara ingin sembuh dari penyakitnya. Belum lagi belakangan ini Ciara punya penyakit gagal ginjal juga. pertama mendengar berita itu, Ciara kaget bukan main. dia bingung, dia sudah divonis kanker usus, kenapa harus ditambah gagal ginjal? padahal Ciara terlahir sehat dan normal. Mungkin ini emang udah jalan takdir Ciara.

    Kusibak tirai jendela kamar rumah sakit, cahaya matahari pagi memasuki ruangan 205 ini.
"Pagi Ciara" sapa suster Anny yang setiap pagi rutin mengantarkan sarapan.
"Pagi sus"
"Ini sarapan kamu, dr.jess bilang kamu harus menghabiskan sarapan, jangan disisakan seperti kemarin ya"
ugh... bubur lagi. pikir Ciara. "iya sus, pasti dihabiskan"
Suster Anny keluar dari kamar, meninggalkan aku sendiri didepan jendela. sebenernya aku agak betah tinggal di sini... maksudku disini, diruang 205. karena hanya diruangan inilah pemandangan nya mengarah ke taman belakang rumah sakit yang terdapat pohon besar di pinggirnya. angin sepoy-sepoy nya membuat ku semangat dan sedikit melupakan penyakitku.
"Hai Cira!!"  sapa seseorang dibelakangku. siapa lagi yang memanggilku Cira kalau bukan Jenny? dia pasien di tempat tidur sebelah. dia mengidap kanker otak, dan... kasihan... dia harus selalu memakai topi nya untuk menutup kebotakan nya.
"Hai Jenny! sudah makan?" kutanya tanpa mengalihkan perhatian ke taman belakang.
"ini baru mau. kamu sendiri nggak makan?"
"aku bosan dengan makanan rumah sakit.... setiap hari hanya bubur yang kumakan"
"sabar ya Ra, aku yakin kamu bakal sembuh kalo kamu turutin kata-kata dokter"
"iya Jen.... tapi aku bosan dengan bubur...."
Jenny hanya tersenyum ramah kepadaku dan balik ke tempat tidur dan menyetel TV.
   Aku mulai melupakan sekeliling ku dan mengarahkan perhatian ke arah taman. taman itu cukup luas, seperti lapangan bola di belakang sekolah ku. Kualihkan perhatian ke pohon besar dan.......... "siapa tuh?"
Aku melihat seseorang duduk dibawah pohon sambil memegang gitar, kutajamkan pendengaran ku.
"Going back to the corner when I first saw you
gonna camp in my sleeping bag, i'm not gonna move
got some words on cupboard, got your picture in my hand
saying 'if you see this girl, can you tell her where am I?"
Kudengar dia memainkan lagu "The man who can't be moved" oleh The Script.
"hm....suaranya bagus...."
"siapa yang suaranya bagus?" tiba tiba saja Dr.Jess datang dibelakangku.
"ah...anu..bukan siapa siapa kok.. heheh.." Dia mendekat ke arah ku dan melihat ke arah pohon yang tadi ku lihat.
"ooh....Kevin?"
"Kevin?"
"iya.... itu anak Dokter."
"hah?!"
"kenapa??"
"nggak apa apa ko dok.... hehe. kaget aja. dia jago main gitar dok?"
"seperti yang kamu liat Ra... dia cinta banget sama musik"
"ohh.. keren dong"
"umur dia 17 Ra..."
"ohya? sekolah dimana?"
"dia homeschooling..."
"kenapa?"
"ya... itu udah keputusan dia. dan asal kamu tau, keputusan dia harus bener bener diturutin kalo nilainya mau bagus"
"dan??"
"dan.....dia unggul dalam bidang seni dan perhitungan. dokter bangga kok..."
"yep.... dokter harus bangga.." ku lemparkan senyuman ku ke arah Dr.Jess.

   Esok harinya, ku lakukan rutinitas seperti biasa, kubuka tirai kamar dan aku sudah mendengar seseorang bernyanyi dengan irama gitar yang indah. Wah..... Kevin lagi.
"pagi Ciara..."
"pagi suster Anny"
"sedang melihat apa?"
"hah? enggak kok.... mm..sus Ciara boleh keluar kamar?"
"asal kamu kuat, ya gapapa kok Ra... kamu mau kemana emang?"
"Ciara pengen ke taman belakang sus, pengen hirup udara seger"
"yasudah, gapapa. sekali-kali kamu keluar kamar. tapi bener kamu ga butuh bantuan?"
"gapapa kok suster"
Kubuka pintu kamar, "haaa....udah lama nggak keluar" ku pencet tombol turun di lift.
-------------------
"permisi sus, Pintu ke arah taman belakang dimana?"
suster pun memberitahu ku pintu ke taman.
Ketika sampai, ku lihat Kevin masih duduk dan memainkan gitarnya dibawah pohon. Tunggu........ setelah ku perhatikan baik-baik, aku merasa kalau aku sudah pernah melihat pohon ini. tapi dimana, entahlah.. tapi aku benar-benar merasa pernah melihat pohon ini....
"halo?" seseorang memecahkan perhatianku yang tadi sedang memandangi pohon besar itu. wow.. taman ini lebih mirip lapangan hijau dengan rumput segar...
"oh...hai!"
"hai Ciara"
"hai... Hai?? kau tau namaku?"
"kau kan pasien ibuku..."
"jadi Dr.Jess ngasih tau kamu tentang aku?"
"yep... secara detail"
Tunggu deh.....kok rasanya kayak de javu. kayaknya aku pernah tau Pohon ini, lalu Kevin.... sepertinya kita sudah bertemu. ada suatu khas dari Kevin yang kayaknya pernah aku temuin di seseorang.... tapi siapa ya...
hari itu, entah kenapa aku langsung bisa akrab dengan Kevin. benar benar deh... rasanya kita udah pernah ketemu sebelumnya....

   Beberapa minggu kemudian. hari hari yang lalu aku jalanin lumayan indah, ya setiap hari aku selalu mengunjungi Kevin di pohon besar itu yang sampai sekarang masih aku heran heran kan kehadirannya. begitu juga Kevin.aku benar benar merasa kalau aku sudah pernah bertemu dia.
tapi pagi ini lain. aku terbangun dengan rasa nyeri yang bukan main di ginjal ku. belum lagi usus ku perih. aku benar benar tidak bisa berdiri, jangankan berdiri, duduk pun aku tidak kuat. ku pencet alarm yang menghubungkan ke suster Anny. Ohiya, orangtuaku sedang tidak di Indonesia,mereka sedang pergi ke Kanada. Ayahku seorang diplomat disana, tadinya Mama tidak mau ikut, tapi aku paksa dia supaya mau menemani papa. Dan disini masih ada Jenny,suster Anny,Dr.Jess dan Kevin yang mau menemaniku.
tidak sampai 5 menit dr.Jess masuk disertai suster Anny. kulihat tempat tidur sebelah kosong, pasti Jenny sedang menjalani terapi.
"loh......kok ada dokter?" aku bicara dengan susah payah.
"dokter udah tau Ra kalau kamu bakal drop begini. kamu terlalu banyak berjalan"
"tapi biasanya nggak sakit kok dok....." astaga... ingin rasanya aku hanya menutup mata dan tidak berbicara. tapi rasa penasaran membuatku ingin terus bertanya pada Dr.Jess. rasa sakit ini beda dari yang biasanya. Rasanya seperti beribu-ribu pisau menusuk perutku.
"dok..........rasa sakitnya lebih parah dari yang...biasanya"
"uhm...kamu tenang aja ya Ra, ini mungkin karena kamu kebanyakan jalan aja.."
Biasanya, aku merasa lega kalau dokter sudah bilang 'tidak apa-apa' tapi sungguh, aku merasakan sesuatu yang aneh dari nada bicara dan ekspresi dr.Jess.
"dokter, Ciara kenapa?"
"uhm....Ciara....nanti dokter balik lagi ya..."
dengan begitu dr.Jess meninggalkan kamar. sambil menahan rasa sakit, aku pun mulai terlelap lagi.

   Setiap hari kurasakan ginjal ku ini sangat sakit, walaupun sudah diberikan obat, justru rasa sakitnya bertambah setiap aku bangun pagi hari. Hari ini aku mau melupakan sakitku dulu, aku ingin berbicara dengan Kevin, dia bilang minggu lalu dia mau mengikuti lomba musik se-internasional. aku berharap dia menang. "Tok..tok..tok" pintu kamar terbuka.
"hai Ciara."
"hua? Kevin?"
"bagaimana kabarmu?"
"makin parah...."
"kenapa?"
"aku nggak mau bicarain itu dulu.... so, what about your competition?"
"hahaha. kau masih ingat......"
"kamu menang atau nggak kev?"
"I DID IT!" dia berkata sambil menunjukan piagam dan penghargaan nya. yaampun!! internasional! gimana nggak kagum?
"hua!!! congrats!!!"
"thanks!" dia tertawa.
Beberapa jam kedepan, kami hanya mengbrol tertawa dan semacamnya. dia bilang, dia pernah punya teman yang sifatnya mirip sekali denganku. dia cuma sekali bertemu dengan anak itu. anehnya Kevin tidak mau memberitahu ku siapa anak itu. aku hanya mengangkat bahu ketika memikirkan itu.

   1 tahun kemudian, kalian mungkin nggak percaya. tapi ya... aku masih tinggal di kamar 205 ini. umurku sudah menginjak 17.Jenny pun masih disini. dia masih harus menjalani beberapa bulan terapi sampai dia boleh pulang ke rumahnya. Kevin? yah dia pindah ke luar negeri, sedih memang, aku bahkan tidak tau kemana dia pindah. Dr.Jess yang memberitahuku. Pagi ini... aku merasa sesuatu yang nggak enak bakal terjadi. tapi ketika mengingat-ngingat mimpi semalam, aku hanya bisa tersenyum dan melupakan feeling nggak enak itu. aku bermimpi aku bertemu dengan seseorang, kami bermain, tapi disana kami masih kecil..... mungkin 5 tahun-nan?
Rasa sakit ini mulai membuyarkan pikiran ku, aku sudah tidak tahan, ingin rasanya lenyap dari bumi ini su. paya aku tidak merasakan sakit lagi. Ku pencet alarm, suster Anny pun masuk ke kamar. Melihat kondisiku sudah seperti suster pun langsung memanggil Dr.Jess.
"dok... sebenernya kenapa sih?" aku hampir menangis
"Ciara.... ciara harus di operasi.." aku kaget bukan main. Mama bilang aku nggak butuh operasi selama aku masih diawasi oleh orang orang terpercaya. tapi kenapa sekarang?
"dan Ciara harus dibawa ke Singapur...." oke...aku udah nggak bisa berkata kata.
"dokter udah telfon mama ciara.......dan Mama ciara sudah booking tiket ke Singapura."
"lalu, Ciara berangkat sama siapa?" akhirnya mengeluarkan suara
"Ciara bakalan berangkat sama Suster Anny" Suster Anny melemparkan senyum ramah sekaligus khawatir ke arah ku, memastikan bahwa semuanya bakalan baik baik aja.
   Esoknya, aku sudah merapikan barang-barang ku. Sedih juga rasanya meninggalkan 205 yang sudah hampir setahun aku tempati ini. Aku berpamitan dengan Jenny. dia menangis. Jenny sudah hampir setahun lebih menjadi sahabat ku di rumah sakit ini.
------------------------------------------------------
   Aku pun sampai di Singapura. ku lihat Mama dan Papa di depan pintu keluar Bandara. Astaga.. betapa aku merindukan mereka berdua. Kupeluk erat mereka. Ingin rasanya menghabiskan seharian ini dengan merak Plus Suster Anny. tapi sayang, kalau masih mengulur waktu, aku takut semuanya terlambat. Dr.Jess bilang mungkin operasi ini akan berhasil apabila tepat waktu. tapi aku merasa kurang yakin dengan itu. Kami pun sampai di RS. Aku akan di operasi malam ini juga. atau tidak semuanya akan terlambat. peralatan di RS Jakarta tidak bisa membantu ku, Dokter bilang, butuh alat yang lebih canggih dari yang ada di Jakarta.
Malam pun tiba.
"Mama yakin Ciara kuat ngadepin operasi ini" Begitu kata mama sambil memegang pipi ku. Kali ini aku menangis. aku takut aku tidak akan bisa melihat mereka lagi.
"Papa janji, papa bakal turuti semua yang Ciara mau kalau Ciara udah sembuh nanti"
Aku hanya tersenyum mendengarnya. Hanya dengan bisa bertemu mereka lagi, itu udah cukup buatku.
Para suster asing ini pun mulai mendorong tempat ku tergeletak ke dalam ruangan yang menegangkan ini. Aku pun dibius, agar tidak merasakan kesakitan ini.
------------------------------------------------------

Beberapa jam kemudian, seseorang keluar dari ruang operasi. Mama dan Papa Ciara serta suster Anny langsung menghampiri.
dokter berkata bahwa, operasi ini akan berhasil apabila ada donor ginjal dari seseorang.
"saya siap...."
tiba-tiba saja seseorang muncul di tengah-tengah diskusi mereka.
"Kevin?" Kata suster Anny terkejut. "Kamu ngapain disini?"
"Kevin kan pindah ke sini sus"
"iya suster tau, maksudnya... kenapa kamu ada di Rumah Sakit?"
"tadi Mama telfon kevin. mama bilang Ciara mau dioperasi disini"
"Kamu Kevin anak dokter jessica?" tanya Mama Ciara
"iya tante.... Kevin mau donor ginjal kevin buat Ciara"
"nggak..nggak!! kamu mengambil resiko besar. om bakal donor ginjal buat Ciara" kata Papa Ciara tanpa ragu.
"tenang aja om......kevin bakalan baik-baik aja kok"
Dengan begitu Kevin meninggalkan mereka semua dan mulai memasuki ruangan bersama dokter sebelum Papa Ciara bisa berkata apa-apa. Suster Anny pun udah nggak bisa mencegah Kevin.
--------------------------------------------------
   1 tahun kemudian.
   "oh.....jadi dulu rumah sakit ini belom ada..."
   "iya Ra.... dulu ini cuma lapangan hijau kosong"
   "jadi...tahun berapa RS ini dibangun?"
    " ah...dokter juga lupa Ra. yang pasti waktu Kevin masih umur 7 tahun, tempat ini belom dibangun"
    "berarti waktu itu aku 6 tahun ya..."
Dr.Jess melemparkan senyum nya kearah ku.
"yaa begitulah....."
"berarti bener dong, aku pernah kesini..."
"maksud kamu?"
"waktu itu, pertama kali aku kesini, aku perhatiin kayaknya aku pernah liat pohon ini...aku juga sempet main disini....seinget aku..."
"oh...sama dengan Kevin. dia sering banget kesini, pernah suatu hari dia cerita kalau dia ketemu seseorang, tapi cuma sekali. besoknya orang itu udah nggak pernah muncul"
"emang siapa sih dok? kevin juga pernah cerita..... tapi dia nggak mau kasih tau"
Dr.Jess cuma melempar senyum
"kenapa dok?"
"kamu bener-bener nggak inget Ciara?"
Aku hanya menggeleng.
"Ciara Katherine, gadis 6 tahun yang menjadi teman pertama Kevin dibawah pohon besar ditengah lapangan"
aku terbelalak. "ma..maksud dokter?"
"waktu pertama kali dia ketemu kamu kemarin..tunggu...itu yang kedua kan? iya yang kedua kalinya, dia langsung ngomong ke dokter, kalo dia ketemu Ciara yang dulu pernah dia temuin"
"tunggu........Ciara masih nggak ngerti"
"Yaampun Ciara, kamu dulu pernah ketemu dia kok. 12 tahun yang lalu....dia 7 tahun kamu 6 tahun"
Aku hanya terdiam. Aku mulai merasakan mata ku berair. ternyata aku emang pernah ketemu Kevin.
"Ciara nggak inget apa-apa....."
"dokter ngerti.... beda sama Kevin, dia nganggep kamu sebagai teman dia untuk yg pertama kalinya"
Aku pun menangis.
"maafin dokter Ciara, dokter ga bermaksud buat ....."
"gapapa dok...." Kita diam beberapa saat.
"dok....aku mau ke tempat Kevin"
"yaudah....hati hati ya"

   Aku datangi tempat dimana Kevin istirahat sekarang. Ya.....Kevin meninggal ga berapa lama setelah dia mendonorkan ginjal nya buatku. Dia terlalu banyak melakukan kegiatan padahal dia tau dia hanya punya 1 ginjal.dia kekeh sama kegiatan musik nya itu. sampai akhirnya dia drop. Aku salut sama dokter Jessica. dia bisa tabah atas kepergiannya Kevin.
"hai kev....dr.jess baru saja ngasih tau. ternyata kita emang pernah ketemu"
"kenapa kamu nggak langsung ngomong aja waktu itu..."
aku mulai menangis lagi....
Aku nggak percaya ternyata Kevin tau selama ini.

   Ku datangin Pohon dibelakang Rumah Sakit itu, ini tempat dimana aku ketemu Kevin untuk pertama kalinya. ku mengangkat kepala dan menghirup udara......kubuka mataku dan kulihat suatu goresan dibatang pohon. Aku tau ini aneh...tapi aku memanjat pohon itu..Kulihat goresan itu membentuk suatu tulisan
"10.10.1999"
Bisa kudengar angin sepoy sepoy yang seakan akan menertawai kebodohan ku...
kenapa aku bisa lupa semuanya?



-T-



Yey!!! selesai!!! gimana? keren? bagus?Sedih? :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar